RSS

(Tidak Selamanya) Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya. Pernah dengar pepatah tersebut? Well, saya yakin 1000% semua orang pasti pernah mendengarnya lebih dari sekali dalam hidupnya. Arti dari pepatah tersebuh kurang lebih yaitu sifat-sifat atau nilai-nilai yang dianut oleh orang tua pasti menurun kepada anaknya. Lalu apakah papatah tersebut benar-benar menjadi harga mati? Let's check it out!

Saya pernah mendengar sebuah kisah begini, Sepasang suami istri yang sangat luar biasa pintar dan juga menjadi pengajar sains memiliki 3 orang anak, anaknya yang pertama cukup interest dengan sains juga sehingga anak tersebut memilih melanjutkan pendidikan tingginya ke jalur sains seperti kedua orang tuanya. Anak kedua mereka ternyata tidak tertarik dengan sains sama sekali, nilai sainsnya cenderung kurang dibanding nilai pengetahuan sosialnya yang amat baik, ia pun memilih mempelajari ilmu sosial sampai ke perguruan tinggi. Dan terakhir, anak ketiga mereka yang ternyata cenderung biasa saja dalam sains dan ilmu sosial, dia malah sangat pintar dalam bidang bahasa. Bagusnya kedua orang tua mereka sangat tidak percaya dengan pepatah "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" sehingga si orang tua tidak memaksakan anak-anaknya untuk menggeluti bidang sains juga dan malah mendukung mereka untuk berkembang dibakatnya masing-masing.

David Shenk, seorang penulis Amerika di bidang genetika, meminta orang untuk berpikir lagi jika mengatakan bakat atau kejeniusan seseorang berasal sepenuhnya dari gen alias keturunan. Kemampuan matematika, musik atau cara berbicara dianggap sebagai bakat bawaan atau biologis dalam gen manusia. Tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena bakat bisa diperoleh dengan latihan. Menurutnya, kecenderungan untuk mengatakan kemampuan tersebut adalah genetik telah sangat dilebih-lebihkan. Pandangan ini menyebabkan terabaikannya potensi yang dimiliki dalam diri seseorang.

Kadang-kadang karena pepatah yang selanjutnya lebih seperti doktrin ini. Setiap anak yang berbeda dengan orang tuanya selalu dijudge salah. Orang-orang disekitarnya akan menganggap. Ibunya pintar matematika ya anaknya juga harus pintar, kalo tidak maka eksistensinya sebagai manusia independent akan diabaikan, orang-orang akan mulai bertanya dengan nada satire "Ibumu kan guru matematika,masa soal seperti ini aja kamu tidak bisa mengerjakan? nilai ulangan juga selalu buruk, bagaimana sih kamu?". Lalu sekarang coba lihat apa yang ada dalam hati si anak ketika ada yang berbicara seperti itu. Si anak akan mulai merasa ada yang salah dengan gen nya, menyimpang dan tak biasa. Akhirnya bukannya ia mencintai matematika, tapi ia malah semakin membenci matematika dan berpikir "mengapa sih ibu saya jadi guru matematika?" . Bakat alaminya, contohnya: bakat menari, akan ia mulai coba usir dan memilih untuk bergelut dengan matematika. Mulai tahap inilah akan terjadi krisis jati diri. Ia akan menjadi seorang yang menjalani hidup seperti prosedur dalam sebuah program komputer. Hidupnya mengikuti alur yang sudah ditentukan dalam sebuah disiplin ilmu tanpa ada rasa senang dan enjoy di hatinya.Walaupun ada juga beberapa anak yang mulai berdamai dengan diri dan berhasil menikmati hidupnya.

Saya jelas sangat setuju dengan kisah di paragraf dua diatas. Setiap orang tua harusnya bisa mengerti dan mendukung potensi si anak dan tidak memaksakan kehendaknya untuk menjadikan si anak seperti dirinya. Karena sesungguhnya setiap orang memiliki karakteristik masing-masing, percayalah sepasang anak kembarpun pasti memiliki sifat yang berbeda. Sukses bukan diukur dari apakah ia pintar sains atau tidak. Sukses bukan diukur dari apakah dia kuliah di jurusan favorit dan universitas ternama. Sukses itu relatif. Dan setiap orang bisa meraih sukses dengan apa yang ia jalani atau dengan kata lain dengan jalan hidupnya masing-masing.

Saya harap pepatah "Buah tak jatuh jauh dari pohonnya" ini hanya kita kemukakan pada situasi dan kondisi yang tepat saja, bukan sepenuhnya. Karena "Tidak selamanya buah tak jatuh jauh dari pohonnya", apabila ada angin kencang serta hujan mungkin saja buah yang jatuh itu terlempar ke sebuah daratan yang jauh lebih sesuai dan ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi sebuah pohon yang kokoh suatu hari nanti. :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS