Hidup di peradaban tak terkendali
dalam putaran waktu di luar akal
dinding mengaduh lalu tak berdaya
berhentilah!
kita sudah terlalu letih membisikimu dengan kata sabar
desis marmer sehijau lumut
Tuhan..
Tenaga apa yang membuat matahari mengintari bumi menjadi cepat begini?
Mengapa kemarin dekat dengan hari ini?
Dan mengapa hari ini dekat dengan besok?
Ada banyak peran yang belum sempat aku lakoni..
Nyanyian angin menelantarkan aku begitu saja
aku belum mau remuk saat perapian padam
sekalipun gelombang pasang mengerjarku larut
aku berharap, harapan harapan yang lain menantiku di pojok pojok waktu lagi
tanpa meninggalkanku seperti kemarin...
Need more chance
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar