cerita ini tidak berdedikasi.. bukankah malam terlalu cepat menorehkan kantuk yang menganga Atau cermin-cermin pecah saat lonceng berbunyi duabelas hitungan Ini sudah kali keberapa angin memuncakkan perih pada kepala laun-laun Tanpa malu lagi hujan menyelinap ke sudut mata Perlahan berbentuk bulatan kecil yang sepersekon kemudian sirna apakah hidup sesederhana ini? Menangis tertawa menangis tertawa Sungguh adakah yang mau menjelaskan lagi? 23 Desember 2009 22.25 p.m
Just Note
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar